Bogor Diterpa Gempa Doublet: Ini Penjelasan Ilmiah dari BMKG
Warga Bogor dikejutkan oleh dua kali guncangan gempa yang terjadi dalam waktu berdekatan pada hari Minggu dini hari. Fenomena ini dikenal sebagai gempa doublet, dan cukup jarang terjadi di wilayah ini. Tak sedikit warga yang panik dan berhamburan keluar rumah, meski tidak ada laporan kerusakan besar atau korban jiwa.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) segera merilis keterangan resmi terkait kejadian ini. Lalu, apa sebenarnya gempa doublet itu dan mengapa bisa terjadi di Bogor?
Apa Itu Gempa Doublet?
Menurut BMKG, gempa doublet adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan dua gempa yang terjadi hampir bersamaan dan memiliki kekuatan serta lokasi yang berdekatan. Berbeda dengan gempa utama dan gempa susulan (aftershock), gempa doublet cenderung memiliki magnitude yang hampir setara dan dipicu oleh patahan yang sama atau saling berhubungan.
Dalam kasus Bogor, dua gempa tersebut terjadi hanya berselang beberapa menit dengan magnitudo yang hampir identik.
“Fenomena ini terjadi akibat pergeseran lempeng lokal yang memicu respons ganda dalam sesar aktif,” jelas Daryono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG.
Data Teknis Gempa
BMKG mencatat dua gempa ini sebagai berikut:
• Gempa pertama terjadi pada pukul 01.02 WIB, dengan magnitudo 4,1 dan kedalaman 10 km.
• Gempa kedua menyusul sekitar pukul 01.05 WIB, dengan magnitudo 4,0 dan kedalaman 11 km.
Kedua pusat gempa berada di darat, sekitar 20 km barat daya Kota Bogor, di wilayah yang memang memiliki potensi sesar aktif, yakni Sesar Cisarua–Gunung Salak.
Apakah Gempa Ini Berbahaya?
BMKG menegaskan bahwa gempa doublet seperti ini belum tentu lebih berbahaya dibanding gempa tunggal, asalkan tidak disertai retakan tanah yang luas atau aktivitas vulkanik yang menyusul. Namun, tetap saja, dua kali guncangan yang mendadak bisa menyebabkan kepanikan massal dan trauma, terutama jika terjadi pada malam hari.
“Masyarakat diimbau tetap tenang, tapi juga waspada. Pastikan struktur bangunan rumah aman, dan selalu ikuti informasi dari kanal resmi BMKG,” tambah Daryono.
Respons Masyarakat dan Pemerintah Daerah
Pemerintah Kota Bogor langsung melakukan pengecekan terhadap sejumlah fasilitas umum seperti rumah sakit, sekolah, dan bangunan tinggi. Hingga saat ini, tidak ditemukan kerusakan struktural berarti, namun tim BPBD tetap bersiaga.
Sementara itu, masyarakat ramai membagikan pengalaman mereka di media sosial. Banyak yang mengatakan ini adalah pertama kalinya mereka merasakan dua gempa beruntun dalam waktu singkat.
Peringatan untuk Kesiapsiagaan
Kejadian gempa doublet ini menjadi pengingat penting bahwa wilayah Jabodetabek bukan zona bebas gempa. Meski tidak seaktif wilayah lempeng di Sumatera atau Sulawesi, Bogor dan sekitarnya tetap memiliki potensi sesar lokal yang bisa memicu gempa.
Dengan penjelasan ilmiah dari BMKG, masyarakat diharapkan lebih memahami bahwa kesiapsiagaan adalah kunci utama dalam menghadapi bencana alam, sekaligus mengurangi potensi hoaks dan kepanikan yang tidak perlu.